Friday, July 20, 2012

TEST DRIVE BMW 640i



Manusia menyukai mobil yang desainnya terlihat indah. Itu adalah keniscayaan. Namun, dibutuhkan lebih dari sekedar keindahan untuk meracik desain mobil yang ditugasi sebagai penumpas lawan-lawannya di segmen coupe di dunia. Itulah tugas berat Adrian Van Hooydonk, kepala desainer BMW saat menggurat garis-garis desain untuk coupe terbaru dari generasi seri 6 milik BMW.


Tugas berat tersebut mampu diselesaikan dengan baik oleh Hooydonk. Cobalah teliti sosok¬nya. Kami yakin Anda setuju bahwa tampilan eksteriornya sangat menarik, meskipun masih menjejakkan gaya desain seri 6 coupe generasi sebelumnya.

Di Indonesia, coupe ini dijual dengan dua pilihan model: coupe dan convertible. Pilihan mesinnya adalah 6 silinder, segaris, berkapasitas 2.979 cc (640i), V8, 4.395 cc (650i). Dan, pilihan mesin diesel berkapasitas 2.993 cc.  Semua pilihan mesin ini disandingkan dengan transmisi otomatis 8-speed.

BMW 640i dan 650i berbagi perangkat teknik dengan BMW seri-5 dan seri-7 terbaru. 
Nah, untuk Target Test kali ini kami akan menguji BMW 640i seharga 1,418 miliar (off the road).

UJI JALAN
Kelincahan pergerakannya di dalam kota agak terbatasi oleh lebarnya yang hampir dua meter (1.894 mm) dan panjangnya yang mencapai 4.894 mm. Namun, begitu menemukan jalan lebar, maka 640i akan menemukan alamnya.

Di balik moncong yang panjang tersemat mesin enam silinder dengan tambahan perangkat turbocharger. Mesin 3,0-liter ini menghasilkan tenaga sebesar 320 hp, dengan torsi sebesar 445 Nm. Cukup besar untuk menggerakkan coupe seberat lebih dari dua ton ini. Torsi maksimum tersedia sejak 1.400 hingga 4.500 rpm, membuat mesinnya mampu menggerakkan mobil pada kecepatan apa saja.

Tenaga kemudian ditangkap dan disalurkan ke roda belakang oleh transmisi 8-speed otomatis yang juga dilengkapi manual mode. Pada kecepatan rendah, perpindahan yang dilakukan secara manual akan terasa lambat, mulai dari saat paddle shifter digerakkan     hingga gigi berpindah. Namun, pada putaran mesin tinggi, perpindahannya benar-benar merangsang adrenalin: cepat dan akurat. Belum lagi blow-off turbo yang mendesis, yang suaranya (sengaja didesain untuk) masuk ke kabin.

Jika diibaratkan seorang atlet, mesin BMW 6-silinder turbo seperti perenang legendaris yang akan terus memacu kecepatan hingga sampai titik finish. Semua dilakukannya dengan sangat baik, halus, dan responsif. Oh iya, satu lagi. Suaranya juga membuai kami.
Sayangnya, coupe ini lebih pantas dikatakan sebagai sebuah touring car ketimbang mobil balap sesungguhnya. Mengapa demikian? Karena perilakunya yang begitu mudah ditebak dan tidak beringas. Tak memiliki "roh" sebuah sports car yang akan mengagetkan Anda dengan sejuta "tonjokan" tenaga dan torsi yang dapat membawa sensasi kenikmatan luar biasa karena adrenalin Anda meluap melampaui ubun-ubun kepala (seperti M5 atau M3).
Meskipun demikian, amatlah salah jika mengatakan mobil ini tidak cepat dan menarik dikendarai. Buktinya, tanjakan km 90 di tol Cipularang mampu dilibas dengan kecepatan mendekati 200 km/jam.

Beralih pada rasa pengendaraan dan pengendalian.Tak seperti BMW seri-5, pengendaraannya 640i terasa lebih keras. Uniknya  rasa ini muncul pada mode pengendaraan apapun (terdapat empat mode: Eco Pro, Normal, Sport, Sport+).
Sistem kemudi dengan servotronic (electronic power steering) terasa tajam dan responsif dengan kestabilan yang ditopang oleh chassis dengan suspensi double wishbone di depan dan integral rear axle di belakang.

Peranti kestabilan elektronis juga tentunya cukup lengkap untuk mobil yang dibanderol Rp 1,418 miliar. Sebut saja, Dynamic Stability Control, kontrol traksi, rem dengan ABS dan brake assistant, dan sebagainya.

BMW 640i sangat stabil bahkan di kecepatan tinggi. Kemampuan ini didapat berkat struktur bodi nan brilian dan rigid, sehingga memberikan level cengkraman cukup tinggi ketimbang mobil lainnya.

Hasilnya, untuk sebuah mobil bertubuh besar, BMW 640i sangat mudah dikendalikan dan ditempatkan di kondisi jalan apa saja (mulai lengang hingga padat).

2+2
Menurut BMW, desain Seri-6 coupe terinspirasi dari aliran air yang terbelah. Garis atapnya terlihat dinamis, sedangkan bagian belakangnya menampakkan kegarangan sebuah coupe. Yang tampak biasa saja justru wajahnya yang dilengkapi grille khas BMW. Tapi, itu hanya masalah selera. Yang tidak dapat dipungkiri adalah kemewahan pada bagian interior.

BMW mengklaim bahwa interior didesain dengan berorientasi kepada pengendara. Coupe dengan kapasitas empat penumpang ini dibekali jok kulit berkualitas, fitur hiburan yang didukung Bang & Olufsen High End Surround Sound System dengan 16 speaker. Yang menarik, terdapat satu pop-up speaker di tengah konsol, yang membuat interior semakin menarik. Speaker akan muncul saat head-unit dihidupkan.

Dengan jarak sumbu roda yang hampir tiga meter (2.855 mm), seharusnya 640i memiliki interior yang lega. Di depan, interior memang terasa lega dan ergonomis, namun sekali lagi, karena ini adalah mobil coupe, bagian belakangnya tidak selega di depan.
Di atap terdapat panorama roof yang membuat mobil semakin terasa mewah, belum lagi ambient light yang berpendar saat malam hari, semakin melengkapi kemewahan. Hadir juga fitur navigasi yang memudahkan.

PENDAPAT KAMI
Jadi, apakah mobil ini cocok di Indonesia? Jawabannya
adalah iya. Meskipun perawakannya bongsor dan kesulitan bergerak lincah di perkotaan, namun semuanya terbayar saat dilesatkan di jalanan luar kota, plus bahan bakar yang irit. Kami mencatat 11,2 km/liter untuk pemakaian kombinasi. Tidak ada alasan bagi mereka yang menyukai coupe, untuk tidak menyukainya. 640i adalah coupe yang lengkap, ia memiliki kemewah¬an, desain  apik, dan karakteristik sebuah coupe yang bertenaga.

No comments:

Post a Comment