Monday, February 2, 2009

Kemenangan Pengelana Sahara


Tim Volkswagen Motorsport berhasil memenangkan Rally Dakar 2009, bersama VW Touareg bermesin diesel.

Tuareg adalah nama suku nomaden yang tinggal di wilayah barat Sahara. Suku ini dikenal suka berpindah-pindah di wilayah padang pasir yang ganas. Rahasia kesuksesan mereka bertahan di medan gurun adalah, daya tahan dan pengetahuan yang luas terhadap iklim gurun dan tantangannya. Berdasarkan riwayat ketangguhan inilah, Volkswagen memakai nama Touareg sebagai nama SUV 4x4-nya miliknya.

Riwayat ketangguhan di balik namanya inilah yang kemudian dibuktikan di ajang Rally Dakar yang berlangsung 3-18 Januari 2009 silam. Setelah 15 hari berada di belakang kemudi, Giniel de Villiers berhasil memimpin tim Volkswagen untuk finish satu dua di Rally Dakar. Giniel de Villiers finish 8 menit, 59 detik di depan Mark Miller yang finish di posisi dua. Sebenarnya, manufaktur asal Jerman ini, hampir saja menempatkan pembalapnya di posisi satu-dua-tiga, seandainya Carlos Sainz tidak mengalami kecelakaan tiga stage menjelang usai.

Dominasi pasukan Volkswagen ini, adalah kulminasi dari prestasi Race Touareg di event Dakar dalam kurun enam tahun. Tak heran, jika de Villiers mengatakan sangat senang mereka berhasil memenangkan gelar ini untuk Volkswagen. Padahal, dia hanya berada di posisi tiga, di tiga stage menjelang finish. Kunci kemenangan de Villiers, yang berasal dari Afrika Selatan ini adalah ketika Carlos Sainz mengalami kecelakaan di stage 12 yang menyebabkan Michael Perin (co-drivernya), patah tulang bahu. Carlos Sainz pun mundur dari Rally Dakar.

Sukses Lokasi Baru

Mengganti lokasi Dakar dari Afrika ke Amerika Selatan untuk musim kompetisi 2009 membuat wajah Rally Dakar, tidak akan pernah sama lagi. Rally yang diselenggarakan tanggal 3-18 Januari silam ini, menyusuri wilayah Amerika Selatan dengan rute Buenos Aires (Argentina), Valparaiso (Chile), dan kembali ke Buenos Aires. Animo masyarakat Argentina pun, sungguh luar biasa. Panitia penyelenggara mencatat setidaknya 500 ribu penonton memadati acara seremonial start dan finish. Sedangkan untuk peserta Dakar kali ini terdiri dari 217 motor, 25 quadbike (motor roda empat), 177 mobil, dan 81 truk, dengan jarak tempuh total 9756 km yang terbagi dalam 13 etape (stage). Pemindahan wilayah ini dikarenakan alasan keamanan di daerah Mauritania (Barat laut Afrika).

Hari pertama rally dibuka dengan stage sepanjang 317 km. Trek yang didominasi tanah berdebu ini, menjadi ajang pemanasan sebelum seluruh peserta diuji ketahanan di medan yang lebih berat lagi. Di stage ini, tim BMW X-Raid yang dibesut oleh Nasser Al Atiyah, berhasil tampil terdepan. Sayangnya, perally andalan BMW X-Raid, Nasser Al Attiyah yang sempat memimpin, terkena diskualifikasi di hari kelima karena dia melewatkan sembilan check point dengan sengaja. Al Attiyah mengaku bahwa mobilnya kehabisan cairan pendingin, dan karena itulah dia terpaksa mencari rute lain demi menghindari daerah berpasir, di mana terletak check point tersebut. Mundurnya Al Attiyah amat disayangkan karena dialah yang dianggap mampu menghadang laju para pereli dari VW.

Mitsubishi dan Kecelakaan

Pada rally Dakar kali ini, Mitsubishi yang dikenal sebagai rajanya Rally Dakar, sama sekali tidak berkutik. Tampil dengan mobil Racing Lancer (di Dakar sebelumnya mereka memakai Pajero), mobil bermesin diesel ini, banyak mengalami kendala teknis. Kendala teknis tersebut dialami oleh perally Mitsubishi asal Jepang, Hiroshi Masuoka yang mundur karena kerusakan mekanis. Sementara itu, Luc Alphand menjadi pembalap Mitsubishi kedua yang mundur karena sang co-driver, Gilles Picard tiba-tiba jatuh sakit. Pembalap Mitsubishi lain yang akhirnya mundur adalah Stephane Peterhansel dikarenakan mesinnya terbakar di hari ke tujuh perlombaan.

Alhasil, nasib Mitsubishi bergantung pada Juan 'Nani' Roma. Hingga hari ke delapan, Roma berhasil bertahan di posisi empat. Nani hanya berhasil finish di urutan ke sepuluh, itupun setelah dia mendapatkan penalti 10 jam karena kesalahan crew Mitsubishi. Bukan suatu hal yang membanggakan bagi tim yang selalu memenangi Rally Dakar sebanyak tujuh kali.

Kejadian mengenaskan juga terjadi di Rally ini. Pembalap motor Pascal Terry yang berumur 49 tahun dinyatakan hilang dan akhirnya ditemukan tak bernyawa diluar jalur rally. Penyebab kematiannya masih misterius hingga saat ini, “Tanggal 4 Januari Pascal menghubungi penyelenggara dan memberitahukan bahwa dia kehabisan bahan bakar dan telah disumbang oleh rekannya. Setelah kami sadar bahwa dia tidak bergerak dari tempat terakhirnya, kami pun mencoba mengontak, tapi tidak ada hasil.” jelas Ettiene Lavigne. Pascal Terry akhirnya ditemukan di daerah semak-semak 15 m dari motornya tanpa mengenakan helm sementara ransumnya masih lengkap. Sedihnya, Terry adalah seorang pecinta Dakar dan ini adalah kesempatan pertama yang telah lama dia mimpikan.

Reza Erlangga

No comments:

Post a Comment